Free Website Hosting
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

13 November 2016

Bukit Madelen.Desa Subaya.Kintamani

Bukit Medelen.Desa Subaya. Untuk melewati malam Minggu tanggal 12-13 November 2016, Kami melakukan kegiatan Camping di Bukit Madelen,Desa Subaya.Bangli. Untuk mencapai Bukit Medelen perjalanan bisa di tempuh dari Denpasar sekitar 2,5jam.Yang pastinya perjalanan akan sangat menyenangkan karena di dalam perjalanan akan melewati alam yang asri. Bukit Medelen merupakan bukit yang ada di ujung utara Desa Subaya.Kintamani.Bangli. Bukit Medelen menyajikan panorama alam yang luar biasa. Hamparan perbukitan dan jurang-jurang yang dalam hingga lautan terbentang di depan dengan menajakan mata kita. Akhir dari camping kami akhiri dengan penyerahan sembako kepada lansia yang kurang mampu di lingkungan seki

09 April 2015

Mepeed

Ini pemandangan unik yang sering Anda lihat di berbagai gambar tentang Bali. Para perempuan Bali berkebaya putih berbaris panjang dengan susunan buah dan sesajen di atas kepalanya. Inilah tradisi Mapeed, perwujudan rasa syukur umat Hindu Bali kepada Yang Maha Kuasa. Bila Anda beruntung dan datang tepat 10 hari setelah Hari Raya Kuningan, ritual Mapeed bisa menjadi pengalaman yang menarik dalam liburan Anda. Dalam bahasa Indonesia, Mapeed memiliki arti berjalan beriringan. Ritual ini dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ritual ini peserta biasanya terdiri atas ibu-ibu rumah tangga yang menggunakan seragam berupa pakaian adat. Pada bagian rambut mereka ditata dengan sanggul. Kebaya khas Bali yang mereka gunakan pun memakai warna yang sama dan berbalut sarung khas perempuan Bali yang diikat dengan selendang pada bagian pinggang yang juga seragam. Selain itu, para peserta Mapeed ini juga ditemani oleh suami dan anak-anak mereka. Sanak keluarga yang ikut mengiringi perjalanan ritul Mapeed ini juga menggunakan pakaian adat Bali yang lengkap. Sampai saat ini ritual Mapeed masih terus dilakukan di Pura Adem Alas Kedaton, Kabupaten Tabanan, Bali. Ibu-ibu peserta Mapeed mengusung Gebongan dari banjar menuju Pura Dalem Alas Kedaton. Gebongan sendiri merupakan rangkaian buah dan sesajen yang disusun dalam tempat yang disebut Dulang. Uniknya, Dulang-dulang yang digunakan mempunyai tinggi rata-rata 1 meter. Setelah tersusun dengan apik, Gebongan pun mulai di "suun" atau mengusung di atas kepala masing-masing peserta. Kamudian, Gebongan-gebongan tersebut dibawa menuju ke pura. Sesampainya di pura, Gebongan yang sudah dibawa oleh peserta kemudian disucikan oleh pemangku setempat. Setelah pensucian dengan memercikan air suci yang disebut Tirtha, barulah persembahyangan dimulai. Perlu Anda ketahui, untuk menjaga kekhusyukkan biasanya wisatawan yang datang dilarang meliput. Anda tidak perlu khawatir karena bagian yang dilarang diliput hanyalah areal persembahyangannya saja. Jadi, wisatawan hanya diperbolehkan mengambil gambar dari luar tembok yang dikenal Panyengker atau tembok pagar pura. Ritual Mapeed ini memang sangat menarik perhatian wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Selain tempat pelaksanannya yang indah dengan hamparan sawah yang mengelilinginya, Mapeed ini memang sangat unik dan menarik untuk Anda saksikan. - See more at: http://www.griyawisata.com/tour--travel-services/asia/artikel/keunikan-tradisi-mapeed-iring-iringan-unik-membawa-sesajen-khas-bali#sthash.ZZGk6S7R.dpuf

23 November 2014

Pura Luhur Pucak Bukit Rangda

Sejarah. Dalam Lontar Purana Jagat Bangsul disebutkan nama-nama gunung yang ada di pulau Bali. Diantara gunung-gunung tersebut ada disebutkan nama Bukit Rangda. Setelah itu juga disebutkan Sang Hyang Pasupati yang bersabda, bahwa keberadaan pucak Bukit Rangda diberkati semoga menjadi Kahyangannya Hyang Ludra yang disembah atau disungsung oleh seluruh keturunan orang Bali sampai kelak kemudian hari. Nama Bukit Rangda diambil dari kata buket dan rangdu. Buket bermakna tenget atau angker atau sakti tanpa tanding, rangdu sama dengan kepuh. Dinamai Bukit Rangda karena disana dulu ada pohon rangdu atau kepuh yang sangat angker atau tenget. Tentang mulainya dinamai Bukit rangda yaitu pada tahun saka 111 atau tahun 189 masehi. Setelah tahun berganti tahun, kemudian pada tahun saka 1315 atau 1393 masehi disebutkan Dukuh Mayaspuri yg bertempat tinggal di gedong purwa. Beliau mempunyai putra-putri yg bernama I Mucaling, Ratu Ngurah Tangkeb Langit, I Ratu Wayan Teba, I Made Jelawung, I Nyoman Pengadangan, I Ketut Petung dan Ni Luh Rai Darani. Kemudian suatu hari I Mucaling ketentraman penduduk desa Lalanglinggah dengan melakukan penestian dan peneluhan atau pengeliakan untuk menghancurkan kawasan tersebut. Namun perbuatannya tersebut diketahui oleh Rsi Markandya, kemudian beliau melakukan pemujaan untuk menciptakan air tirta mukjizat yg sangat ampuh. Kemudian percikan air tirta itu menyebabkan I Mucaling Kepanasan dan kebingungan kumudian tidak tahan tinggal di Bukit Rangda. Hal tersebut menyebabkan I Mucaling mengungsi ke Jungut Batu dan kemudian menetap di Dalem Peed Nusa Penida. Tetapi saudara-saudaranya masih berada disana, kemudian mereka memeluk kaki Sang Rsi dan memohon perlindungan dari beliau. Kemudian Rsi Markandya memberiakan titah agar mereka mengantikannya untuk mendirikan Kahyangan Bhatara, sebagai tempat bersthananya Bhatara Hyang Ludra. Kemudian dibangunlah Kahyangan atau pura disana, lalu diupacarai atau diplaspas. Selain itu juga diselenggarakan upacara Pratistha Lingga di Kahyangan tersebut pada tahun saka 1340 atau 1418 masehi dan pura itu dimanai Kahyangan Penataran Pucak Bukit Rangda atau Pura Luhuh Pucak Bukit Rangda. NAMA DAN LOKASI PURA Nama lengkap Pura ini adalah PURA LUHUR PUCAK BUKIT RANGDA. Menurut Desa Administrasi, Pura ini terletak di perbatasan Desa Lalanglinggah bagian utara, dengan batas selatan Desa Mundeh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan. Ditinjau dari Desa Adat, Pura ini terletak diantara Desa Adat Bangkiang Jaran, Bukit Tumpeng dan Penataran. Secara fisik geografis Pura Luhur Pucak Bukit Rangda terletak di tempat yang berketinggian 200 meter dari permukaan laut, berada di puncak sebuah bukit yang dikitari oleh jurang-jurang yang cukup terjal. Sesuai dengan namanya, Pura ini memang betul-betul berada di puncak Bukit Rangda. Menurut Lontar Purana Jagat Bangsul, kata Rangda berarti rangdu hutan atau kepuh, dan bukit berarti buket, dan buket berarti sakti tanpa tandingan. Bukit Rangda berarti tanah tinggi berbentuk bukit yang ditumbuhi rangdu hutan atau pohon kepuh besar yang keramat/ tenget atau mempunyai kekuatan gaib. Dengan demikian Pura Luhur Pucak Bukit Rangda adalah sebuah Pura yang terletak di puncak sebuah bukit yang dulu ditumbuhi pohon kepuh besar yang sampai kini tetap dikeramatkan karena mempunyai kekuatan gaib untuk melindungi keselamatan umatnya. Pura ini dapat dicapai melalui jalan darat Denpasar-Gilimanuk, sampai di Banjar Suraberata belok ke utara menuju Pancoran, Bangal, Penataran, Bukit Rangda, dengan jarak tempuh lebih kurang 20 Km. Melalui Yeh Bakung, Bangkiang Jaran, Penataran, Bukit Rangda, lebih kurang 8 Km. Dari Pupuan melalui kemoning, Belatungan, Bangal, Penataran, Pucak Rangda lebih kurang 30 Km. Dari Bajera lebih kurang 23 Km, dan sejauh lebih kurang 41 Km dari Ibu Kota Kabupaten Tabanan, atau lebih kurang 62 Km dari Kota Denpasar. Iklim disekitar Pura ini sejuk menyegarkan dengan panorama pantai Yeh Bakung yang sangat indah.
Karya Agung Ngenteg Linggih.
Dudonan karya agung ngenteg linggih,mamungkah,mupuk pedagingan,tawur agung,mapadudusan agung,manawa ratna,wana kertih,@ Pura Kahyangan Jagat Luhur Pucak Bukit Rangda,( lalanglinggah,Selemadeg Barat,Tabanan)
18 Nov 14 : negtegang manik galih,ngingsah lan nyangling,
20 Nov 14 : nyamuh gede,metanding.
7 Des 14 : nuwur tirta,nedunang ida bhatara,mendak siwi,
14 Des 14 : melaspas linggih,melaspas bagia pula kerti,melaspas pedagingan,banten,
15 Des 14 : memenjor,wastra.
18 Des 14 : Ida bhatara desa pakraman pengempon kairing ke pura,
21 Des 14 : melasti pasih mekayu,mulng pekelem,
23 Des 14 : mepepada tawur.
24 Des 14 : tawur agung,panca kelud,mupuk pedagingan.
25 Des 14 : nyepi,oleman guru wisesa
26 Des 14 : mepepada karya,
27 Des 14 : puncak karya ngenteg linggih,
28 Des 14 : mapedanaan
30 Des 14 : ngeremekin,mepeed,
3 Jan 15 : ngelawa
4 Jan 14 : nyegara gunung
7 Jan 14 : nyineb karya,nuek bagia pula kerti,rsi bojana,
7 Feb 15 : abulan pitung dina. Sane arsa medana punia durusang....!!! Om Santih, Santih, Santih, Om

13 June 2012

Pantai Kedungu

  Selain terkenal dengan sebutan “Seribu Pura”, Bali juga terkenal dengan pantai-pantainya yang indah. Objek wisata Pantai Kedungu adalah salah satunya. Pantai ini, merupakan salah satu objek wisata bahari dengan panorama terindah di Bali bagian tengah yaitu Kabupaten Tabanan. Indahnya panorama alam di Pantai Kedungu Tabanan Bali ini membuatnya ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun manca negara. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan disini, seperti olah raga pantai dan menikmati deburan ombak Pantai Kedungu dengan bersurfing. Tidak sedikit juga wisatawan asing yang berjemur dan bersantai di objek wisata ini. Pantai Kedungu memiliki hamparan pasir yang lembut dan dikelilingi oleh pemandangan persawahan yang hijau. Hal ini lah yang membuat panorama di Pantai Kedungu terlihat sangat indah.
             Pantai Kedungu resmi menjadi objek wisata pantai di Kabupaten Tabanan pada tahun 1998 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tabanan. Objek wisata Pantai Kedungu berlokasi di Banjar Kedungu, Desa Belalang, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Jarak tempuh ke lokasi ini kira-kira 32 km dari kota Denpasar sekitar 60 menit perjalanan dari Bandara Ngurah Rai Bali. Dari sana, anda tinggal melalui Jalan Sunset Road, kemudian menuju arah Tanah Lot. Letaknya tidak terlalu jauh dari objek wisata Pura Tanah Lot yang sudah sangat terkenal dimanca negara tersebut, hanya sekitar 2 km perjalanan dari sana untuk mencapai objek wisata Pantai kedungu. Selain itu Pantai ini juga dekat dengan objek wisata  pantai yang tidak kalah indahnya di Bali, yaitu objek wisata Pantai Mengening dan Pantai Nyanyi. Dalam perjalanan menuju Pantai Kedungu anda akan dihadapkan satu panorama sawah disekitarnya. Anda dapat menyewa kendaraan pada rentcar terdekat yang terdapat di Jalan Tanah Lot.
            Setelah sampai di pantai, anda akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp 1.000,- untuk sepeda motor dan Rp 2.000,- untuk mobil, sangat murahkan. Tarif tersebut juga digunakan sebagai donasi untuk meningatkan lagi fasilitas objek wisata pantai kedungu. Terlihat perkembangan pantai kedungu sekarang ini sudah mengalami kemajuan yang pesat. Baik dari segi areanya maupun fasilitas yang diberikan.
            Memasuki objek wisata Pantai Kedungu anda akan melihat indahnya deburan ombak di hamparan pasir lembut yang landai, anda juga dapat menikmati pemandangan tebing yang memiliki air terjun kecil dan dibawahnya terdapat tumpukan bebatuan besar yang indah. Air yang turun tersebut berasal dari persawahan yang ada di atasnya. Jangan takut, air tersebut tidaklah kotor, sentuhlah untuk dapat merasakan kesejukan alamnya. Sehingga saat melihat tebing tersebut kita dapat menikmati suasana alam, yang jarang ditemukan di objek wisata pantai lainnya. Tatanan tempat parkir yang sejuk dengan pepohonan akan membuat kendaraan anda terlindungi dan nyaman. Menikmati suasana pantai dengan makanan khas Bali tentunya akan menambah suasana menjadi lebih nikmat, anda dapat menemukannya di warung-warung sederhana yang berjejer di sepanjang tepi pantai. Di sini juga telah dibangun beberapa villa untuk anda yang ingi bermalam sambil menikmati indahnya matahari terbenam di objek wisata Pantai Kedungu.
Ada satu kuliner makanan Bali yang sangat nikmat rasanya, dengan bentuknya yang mungil kelopon kegungu ini dapat menjadi santapan yang nikmat sambil berwisata di pantai kedungu.

         

New Cell